Monday, October 15, 2012

Komik asal Korea Selatan "manhwa" memiliki saingan berat.


Demam hallyu di seluruh dunia juga membawa popularitas tersendiri bagi manhwa atau komik asal Korea Selatan. Ternyata manhwa memiliki saingan berat, tidak hanya manga dari Jepang, tapi juga webtoon. Kartun yang nampang di dunia maya ini angka peminatnya terus melonjak. Apalagi, kini hampir semua warga Korea memiliki ponsel pintar dan akses internet yang lancar.
»Webtoon sangat pendek, dan membacanya pun tak membutuhkan waktu lama,” ujar Deputy General Manager Korean Manhwa Museum Jeon Byung-Jin yang ditemui pada 17 Agustus 2012 dalam Bucheon International Comics Festival. Kemunculan seri terbarunya bisa sepekan sekali atau paling lama enam bulan sekali. Berbeda dengan manhwa yang tergantung keputusan penerbit dan tentunya target waktu yang dipenuhi penulis.
Ketenaran webtoon belum menggugah kartunis manhwa, Choi Mir, untuk beralih. »Mungkin suatu saat nanti juga saya akan mencoba,” ujar pria yang hasil goresan pertamanya terbit pada 1992 silam ini. Kalaupun ia terjun ke dunia maya, kata Choi-Mir, ia ingin sesuatu yang berbeda. Tapi untuk saat ini, baginya manhwa jauh lebih menyenangkan untuk dibaca ketimbang membaca lewat monitor.
Direktur Gobooky Books, Insun-Kang, mengakui pengaruh webtoon begitu kuat. »Webtoon itu gratis dan ia kini menjadi versi manhwa yang paling populer di Korea,” ujar dia, yang ditemui dalam Bucheon International Comics Festival. Kepopuleran itu terlihat dalam situs-situs mesin pencari asli Korea seperti Naver. Situs tersebut biasanya memuat webtoon untuk menarik pengunjung. Penulis webtoon pun mendapat bayaran kalau karyanya dimuat di laman tersebut.
Insun mengakui, webtoon tak sekadar alternatif untuk membaca manhwa. Karya dan ceritanya semakin menarik, sehingga sejumlah produser film dan drama tertarik. Melihat tren digital ini, perusahaannya pun tak mau ketinggalan kereta.
"Sekarang usaha penerbitan buku manhwa semakin menurun di Korea, seiring kemunculan buku-buku yang bisa diakses lewat dunia maya,” ucap dia. Untuk itu, kini Gooboky atau yang berarti kura-kura ini, melangkah pelan tapi pasti untuk mempersiapkan buku-buku dalam versi mobile.
Sementara pasar di dalam negeri tak begitu menggembirakan, permintaan manhwa sebagai buku justru melonjak dari luar negeri. Khususnya sejak demam Korea mulai menjangkiti dunia.

No comments:

Post a Comment